PIPAS Kalimantan Timur Mempersembahkan Medley Batik Hasil Modifikasi Warga Binaan dari Lapas Perempuan Tenggarong dalam Peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60

    PIPAS Kalimantan Timur Mempersembahkan Medley Batik Hasil Modifikasi Warga Binaan dari Lapas Perempuan Tenggarong dalam Peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60

    Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60, Paguyuban Ibu Pemasyarakatan ( Pipas ) Kalimantan Timur menampilkan maha  karya seni yang memikat dari warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Tenggarong, Kalimantan Timur. Ny. Lina Agus Salim, yang mewakili wilayah tersebut, dengan bangga menampilkan medley batik hasil modifikasi yang mencerminkan kekayaan budaya Kalimantan Timur.

    Acara yang diselenggarakan di Lapangan Upacara Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia ini menjadi momen bersejarah untuk merayakan kreativitas dan potensi yang dimiliki oleh Warga Binaan Pemasyarakatan. Ny. Lina Agus Salim, dengan penuh kehangatan, mempersembahkan koleksi batik yang telah dimodifikasi dengan motif-motif adat Kalimantan Timur, menghadirkan nuansa yang memikat dan memikat hati para penonton.

    "Karya-karya ini bukan hanya sekadar ekspresi seni, tetapi juga merupakan cerminan dari semangat rehabilitasi dan pembelajaran budaya yang berharga bagi para Warga Binaan , " ujar Ny. Lina Agus Salim dengan penuh semangat.

    Dalam medley batik yang ditampilkan, berbagai motif adat Kalimantan Timur Setiap potongan batik memancarkan keindahan dan kekayaan budaya yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan pesan tentang pentingnya memahami dan melestarikan warisan budaya.

    Peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk menghargai upaya pemasyarakatan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan berdaya. Melalui karya-karya seni yang ditampilkan, diharapkan masyarakat semakin menyadari potensi yang terkandung di balik dinding penjara dan memberikan dukungan dalam proses rehabilitasi.
    Dengan demikian, perayaan ini tidak hanya memperingati perjalanan panjang pemasyarakatan, tetapi juga menjadi titik balik dalam membangun kesadaran akan pentingnya inklusi sosial dan penghargaan terhadap keberagaman budaya di Indonesia.

    GALIH WICAKSONO

    GALIH WICAKSONO

    Artikel Sebelumnya

    Demi Kepastian Hukum Rutan Balikpapan Ikuti...

    Artikel Berikutnya

    Warga Binaan Rutan Balikpapan Menyerahkan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Polri Lakukan Asistensi ke Polda Jateng 
    Polri Tegas, Pelaku Penembakan Polisi di Sumbar di PTDH

    Ikuti Kami